Hidup itu alami.
Hidup itu mengalami.
Memang sesederhana itu.
Memang seabstrak itu.
Sederhana,
kala kita menerima bahwa kita tarian,
dan bukan penari.
Bukan tujuan (purpose) & renjana (passion)nya,
tapi peran-peran dalam segala kemajemukannya,
yang memang tampak hadir sebagai pilihan,
namun sejatinya dianugerahkan.
Abstrak,
karena di luar jangkauan pemikiran,
walaupun berpikir tetap perlu,
walaupun analisa dan sintesa tetap penting.
namun semuanya adalah pembantu,
bukan penentu.
Alami hidup, seapa-adanya.
Realita yang sebenarnya.
Bukan karena harus dan ingin,
tabir-tabir dari ego kita.
Alami hidup, tanpa seadanya.
Bukan acuh tak peduli,
maupun bermalasan bertopengkan keberserahan,
karena semua sudah dicukupkan,
segala telah dihamparkan.
Sadari dulu alaminya,
dan ketika perlu,
iterasikan metode,
narasikan semangat,
tanpa melekat,
tanpa semburat,
karena semuanya latihan,
karena semuanya titipan.
Alami hidup,
yang menghidupkan,
bukan sekadar menghidupi.