Kebisaan berawal dari kebiasaan.
Ketidakbisaan berakhir dari menjalani ketidakbiasaan.
Biasa dan tidak biasa perlu dialami.
Biasa dapat memanjakan,
sebagaimana tidak biasa dapat menakutkan.
Biasa dapat melenakan,
sebagaimana tidak biasa dapat menggelisahkan.
Orang yang perlu membiasakan,
perlu melepaskan kemahirannya,
dan mendaki jalan ketidakbiasaan,
menuju kondisi dan situasi baru,
yang memang serba tak tentu.
Berkesadaran mengajak kita untuk
biasa akan hal yang tidak biasa,
dan tidak biasa akan hal yang biasa.
Kita berlatih dan berserah,
belajar tanpa menggenggam,
melalukan dengan peduli,
dengan tekun berupaya,
sekaligus tenteram berserah.
Karena mahir adalah persepsi,
sebagaimana bakat juga ilusi.
Semuanya hadir,
lahir dari keselarasan,
dalam Berkesadaran.