Kebiasaan dan Ketidakbiasaan

Gambar oleh Joshua Earle dari Unsplash

Kebisaan berawal dari kebiasaan.
Ketidakbisaan berakhir dari menjalani ketidakbiasaan.

Biasa dan tidak biasa perlu dialami.

Biasa dapat memanjakan,
sebagaimana tidak biasa dapat menakutkan.

Biasa dapat melenakan,
sebagaimana tidak biasa dapat menggelisahkan.

Orang yang perlu membiasakan,
perlu melepaskan kemahirannya,
dan mendaki jalan ketidakbiasaan,
menuju kondisi dan situasi baru,
yang memang serba tak tentu.

Berkesadaran mengajak kita untuk
biasa akan hal yang tidak biasa,
dan tidak biasa akan hal yang biasa.

Kita berlatih dan berserah,
belajar tanpa menggenggam,
melalukan dengan peduli,
dengan tekun berupaya,
sekaligus tenteram berserah.

Karena mahir adalah persepsi,
sebagaimana bakat juga ilusi.

Semuanya hadir,
lahir dari keselarasan,
dalam Berkesadaran.

Duduk Bersama Napas

Gambar oleh Aaron Burden dari Unsplash

Duduklah dengan nyaman, seperti ketika berlatih Duduk Diam.

Alami napas,

Bukan membayangkan atau memikirkan tentang napas, juga tidak mengatur napas.

  • Napas dapat dirasakan dan dialami melalui sensasi yang terasa di lubang hidung ketika udara masuk dan keluar, atau
  • Melalui gerakan kembang-kempis di area abdomen atau perut.
  • Pilih salah satu, bukan merasakan dua-duanya.
  • Sadari dan alami napas seperti apa adanya—napas yang panjang, atau pendek, atau tidak terasa—dirasakan dan dialami.

Lakukan setiap hari selama 5 menit, atau selama yang dapat dilakukan, meskipun jika yang dapat dilakukan adalah 1 menit atau 10 menit.

Dengarkan Tubuh

Coba berdiri relaks, tempatkan berat tubuh di kaki kanan, relakskan kaki kiri.

Gambar oleh Couleur dari Pixabay

Perhatikan sensasi di telapak kaki kanan, rasanya di pergelangan kaki kanan, juga betis dan paha kanan.

Lalu, pindahkan pusat perhatian pada telapak kaki kiri, benar-benar fokus pada kaki kiri.

Coba perhatikan, apakah berat tubuh kita sekarang sudah berpindah sebagian ke kaki kiri, jika tidak seluruhnya?

Tubuh adalah cerminan batin kita yang paling jujur. Apa pun yang terjadi dalam batin, tubuh akan mengikuti.

Jadi, dengarkan tubuh,

Luangkan waktu beberapa kali sehari untuk memperhatikan tubuh.

  • Apakah ada ketegangan di bagian tertentu—apa yang sedang kita lawan?
  • Apakah tubuh kita cenderung condong ke arah tertentu—tendensi apa yang menyebabkannya?
  • Apakah tangan dan kaki kita cenderung menggenggam dan tidak relaks—apa yang sedang perlu kita lepas?

Coba perhatikan, dalam keseharian,
apa yang terus-menerus kita coba lawan,
yang menjadi arah kecenderungan kita,
dan objek kemelekatan kita?

Menjadi Pemula

Gambar oleh PIRO4D dari Pixabay

Beranikah kita mencoba sesuatu yang belum pernah kita lakukan sebelumnya karena merasa tidak akan mungkin bisa?

Misalnya—
melukis, menari hip-hop, menjadi moderator, berlari maraton, atau bermeditasi.

Amati apa yang terjadi—
sebelum, ketika, dan setelah melakukannya.

Apa yang telah kita lalui dan lalukan?

Anugerah

Gambar oleh Noaa dari Unsplash

Rezeki itu anugerah
Musibah juga anugerah

Bahagia itu anugerah
Nestapa juga anugerah

Cemas itu anugerah
Tenteram juga anugerah

Iri hati itu anugerah
Empati juga anugerah

Semuanya tak pernah abadi
Semuanya tak pernah selamanya

Karena memang bukan anugerahnya,
tapi menyadarinya,
dan menerimanya,
serta melalukannya,
tanpa menggenggamnya,
tanpa menghempaskannya.