Duduklah dengan nyaman, seperti ketika berlatih Duduk Diam.
Rasakan, bukan bayangkan, tubuh, Satu demi satu bagian.
Jika tidak terasa, sebaiknya disentuh dengan tangan agar benar-benar terasa.
Rasakan bagian-bagian tubuh, dimulai dari ubun-ubun, dahi, kedua bola mata, hidung, bibir, kedua pipi, kedua daun telinga, belakang leher, kedua bahu, kedua lengan, kedua tangan.
Lalu rasakan dada, perut atas, perut bawah, seluruh punggung
Kemudian rasakan panggul dan bokong, kedua paha, kedua betis, kedua kaki.
Ulangi kembali dari ubun-ubun.
Lakukan setiap hari selama 5 menit, atau selama yang dapat dilakukan, meskipun jika yang dapat dilakukan adalah 1 menit atau 10 menit.
Hidup kadang menghadirkan orang yang menjengkelkan, dan orang menjengkelkan ini tidak kunjung pergi dari keseharian kita. Latihan kita kali ini adalah mencatat setiap hal yang muncul dalam benak kita setiap kali sedang berbicara dengannya (lisan ataupun tertulis, langsung ataupun tidak langsung).
Coba perhatikan – mana yang lebih menjengkelkan:
apa yang diucapkan/dilakukan oleh orang tersebut, atau
apa yang kita pikirkan tentang ucapan dan kelakuannya?
Coba perhatikan juga – benarkah orang menjengkelkan itu ada?
Atau orang menjengkelkan hanya ada dalam batin kita yang sedang jengkel?
Jeda Tiga Napas merupakan jeda yang kita lakukan dengan benar-benar mengalami tiga napas kita.
Seringkali, latihan ini diartikan sebagai mengambil napas dengan sengaja sebanyak tiga kali. Namun menarik napas sebanyak tiga kali dengan sengaja tidak sama dengan mengalami tiga napas. Kita bernapas tanpa perlu berupaya, sedemikian sehingga kita jarang menyadari napas kita dan bahkan, merasa sulit ketika diminta untuk memperhatikan napas selama beberapa waktu.
Gambar oleh Christelle Prieur dari Pixabay
Mengalami napas berarti merasakan napas seperti apa adanya, mengalami napas kita yang tidak persis sama dari satu napas ke napas berikutnya, bernapas seperti apa adanya, tanpa perlu mengubah cara ataupun sensasi napas yang kita alami.
Ketika kita mengalami napas seperti apa adanya selama tiga napas, itulah Jeda yang kita berikan kepada diri sendiri dan sekitar kita, selama tiga napas.
Jeda Tiga Napas ini adalah salah satu latihan dalam Berkesadaran yang paling praktis karena dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Mata boleh ditutup, boleh dibuka. Postur tubuh boleh sedang duduk, berdiri, ataupun berbaring. Dilakukannya bisa ketika menunggu meeting mulai, menunggu lampu merah berubah menjadi hijau, menunggu panggilan telpon kita diangkat oleh penerima telpon, ataupun di saat-saat kita perlu berjeda sejenak.
Latihan sederhana ini memberikan kita kesempatan untuk memutus rantai pikiran kita yang sangat cepat dan melelahkan, juga memberikan kita ruang bagi sedikit kejernihan dalam batin sebelum memulai ataupun melanjutkan aktivitas apapun.”
“Adopt the pace of nature. Her secret is patience.“ “Melangkahlah selaras dengan alam. Kesabaran adalah rahasianya.” ~ Ralph Waldo Emerson
Yoga Nidra merupakan salah satu bentuk latihan Berkesadaran yang dapat dilakukan sebagai latihan tersendiri, maupun latihan yang menemani Duduk Diam.
Gambar oleh Corina Ranier dari Unsplash
Kalau mendengar kata Yoga, sebagian dari kita mungkin langsung teringat tentang berbagai postur melipat-lipat tubuh. Kata Yoga sebetulnya berarti union atau penyatuan. Sementara kata Nidra berarti tidur. Jadi Yoga Nidra adalah seni tidur yang Sadar. Secara tradisional, Yoga Nidra juga dikenal sebagai tidurnya para yogi.
Secara sederhana, cara berlatih Yoga Nidra adalah berupaya menjaga kesadaran tepat di antara tidur dan bangun. Kita berlatih agar batin kita serileks ketika tidur, tetapi tetap terjaga sehingga dapat mendengarkan panduan. Seringkali yang terjadi ketika kita berlatih Yoga Nidra adalah kita tertidur, lalu terbangun, lalu tertidur, lalu terbangun – atau tertidur dari awal hingga akhir.
Terkadang dalam latihan Yoga Nidra, kita tertidur dari awal hingga akhir. Ini tidak mengapa, karena bawah sadar kita tetap mendengarkan sehingga kita tetap sudah berlatih.
Sebenarnya, pola-pola ini mirip dengan kehidupan kita ketika berlatih Sadar. Terkadang kita tersadar, lalu tak sadar, lalu sadar bahwa kita tak sadar, dan kembali sadar, demikian seterusnya. Atau terkadang sesuatu yang kita alami, walaupun kita tidak aktif mendengarkan melalui telinga, masuk ke dalam alam bawah sadar kita melalui keberadaan kita.
Yoga Nidra merupakan salah satu latihan dalam Berkesadaran karena latihan ini melatih kondisi batin yang paling rileks dalam keadaan terjaga. Batin yang rileks, bukan batin yang malas, adalah batin yang lapang sehingga tidak reaktif, cenderung tenang sehingga lebih jernih merespon, karena senantiasa terjaga. Dalam kondisi ini, emosi yang cenderung mengganggu seperti marah, kesal dan cemas tetap hadir, namun tidak akan menyelimuti dan membutakan sikap kita.
Beberapa penelitian menemukan bahwa Yoga Nidra yang rutin dilakukan juga membantu memperbaiki kualitas tidur, mengurangi dampak stres dan trauma, serta memberikan beberapa manfaat kesehatan lainnya. Penelitian juga menemukan bahwa kualitas istirahat otak selama 30 menit dalam relaksasi Yoga Nidra, sama dengan istirahat yang didapat dalam 2 jam tidur lelap (deep sleep).
Tentunya ini semua adalah efek turunan saja, dan bukan tujuan utama Yoga Nidra. Yoga Nidra, Yoga dan seluruh latihan Berkesadaran, memiliki tujuan yang sama dengan aktivitasnya. Jadi tujuan beryoga adalah beryoga, tujuan berYoga-Nidra adalah Yoga Nidra, tujuan Berkesadaran adalah Berkesadaran. Kita Berkesadaran bukan untuk bertransaksi.
Yoga Nidra dapat dilatih kapan pun dirasa perlu untuk rileks, atau digunakan sebelum kita berlatih Duduk Diam.
Berbeda dengan pola-pola Berkesadaran lainnya, Yoga Nidra memerlukan narasi yang perlu dilakukan oleh orang lain. Siniar (podcast) Panduan Berkesadaran adalah salah satu opsinya.
Dan sebagaimana Duduk Diam, Yoga Nidra, Yoga sebagai bagian dari Berkesadaran adalah latihan, bukan konsep. Selamat berlatih.