Penjenamaan Pribadi (Personal Branding)

Gambar oleh Tamara Gak dari Unsplash

Saya yang diizinkan berkreasi,
bukan terbatas memudahkan fungsi, 
tapi juga untuk mengisi hati.

Saya yang diizinkan berselaras,
bukan saya yang otentik,
karena otentik bisa jadi candu, 
dan otentik cenderung membatu.

Saya yang diizinkan berbagi,
bukan melulu bertransaksi,
walau berhitung tentunya perlu, 
lebih untuk berselaras,
karena kita selalu terhitung.

Saya yang dititipkan peran-peran. 
yang kesemuanya dihadirkan,
dan tak penting apakah itu pilihan atau bukan,
sepanjang mereka diizinkan.

Tanpa izin, saya tiada.
Penjenamaan adalah menjalani keberadaan,
tak perlu bunga, tak perlu topeng,
dan senantiasa gigih berupaya, tanpa memastikan,
didampingi teduh berserah, tanpa bermalasan,
dalam Berkesadaran.

Duduk Bersama Tubuh

Gambar oleh Vanessa Kintaudi dari Unsplah

Duduklah dengan nyaman, seperti ketika berlatih Duduk Diam.

Rasakan, bukan bayangkan, tubuh,
Satu demi satu bagian.

Jika tidak terasa, sebaiknya disentuh dengan tangan agar benar-benar terasa.

  • Rasakan bagian-bagian tubuh, dimulai dari ubun-ubun, dahi, kedua bola mata, hidung, bibir, kedua pipi, kedua daun telinga, belakang leher, kedua bahu, kedua lengan, kedua tangan.
  • Lalu rasakan dada, perut atas, perut bawah, seluruh punggung
  • Kemudian rasakan panggul dan bokong, kedua paha, kedua betis, kedua kaki.

Ulangi kembali dari ubun-ubun.

Lakukan setiap hari selama 5 menit, atau selama yang dapat dilakukan, meskipun jika yang dapat dilakukan adalah 1 menit atau 10 menit.

Lihatlah Ke Dalam

Gambar oleh Kenzie Kraft dari Unsplah

Hidup kadang menghadirkan orang yang menjengkelkan, dan orang menjengkelkan ini tidak kunjung pergi dari keseharian kita. Latihan kita kali ini adalah mencatat setiap hal yang muncul dalam benak kita setiap kali sedang berbicara dengannya (lisan ataupun tertulis, langsung ataupun tidak langsung).

Coba perhatikan – mana yang lebih menjengkelkan:

  • apa yang diucapkan/dilakukan oleh orang tersebut,
    atau
  • apa yang kita pikirkan tentang ucapan dan kelakuannya?

Coba perhatikan juga – benarkah orang menjengkelkan itu ada?

Atau orang menjengkelkan hanya ada dalam batin kita yang sedang jengkel?

Kita adalah Cerita Kita

Gambar oleh Nong Vang dari Unsplash

Sadar atau tidak, 
kita adalah cerita kita.
Cerita kita bisa menjadi pesan, 
bisa menjadi ilmu, 
tanpa perlu harus menjadi.

Bagi kita.
Bagi yang lain.

Bagaimana kita bercerita dalam Sadar?
Dengan tidak bercerita.
Namun menjalani.
Sambil mengalami.

Bagaimana kita bercerita dalam Sadar?
Dengan Berkesadaran.
Menjalani sambil berlatih.
Menjalani sambil berserah.

Bagaimana kita bercerita dalam Sadar?
Dengan peduli jernih seapa-adanya.
Bukan dengan acuh buram seadanya.

Bagaimana kita bercerita dalam Sadar?
Dengan bertanya, tanpa mempertanyakan
Dengan menjalani pertanyaan.
Untuk terlepas ketika ikhlas tersadari.

Bercerita tak selalu perlu kata.
Bercerita tak juga harus gempita.
Karena sunyi juga peduli.
Karena hening itu esensi.

Duduk Diam Saja

Gambar oleh A.Debus dari Pixabay

Latihan Duduk Diam adalah salah satu latihan dasar dalam Mindfulness (Berkesadaran). Seperti namanya, yang kita lakukan dalam latihan ini adalah duduk dan diam. Diam dan hanya diam.

  • Duduklah dengan nyaman, apapun sikap duduk yang dipilih, di tempat duduk apapun.
  • Tegakkan punggung, namun tidak tegang.
  • Tidak bersandar di manapun.
  • Tidak bergerak sama sekali, secara fisik dan batin, tanpa upaya untuk menghibur (entertain) batin dengan apapun, termasuk berpikir-pikir, menganalisa, berkontemplasi atau apapun.
  • Sadari apapun yang terasa dan/atau terpikirkan selama Duduk Diam.

Lakukan setiap hari selama 5 menit, atau selama yang dapat dilakukan, meskipun jika yang dapat dilakukan adalah 1 menit atau 10 menit.

Jika memungkinkan, lakukan di waktu dan tempat yang sama.