Duduk Bersama Kesulitan

Gambar oleh Luis Villasmil dari Unsplash

Duduklah dengan nyaman, seperti ketika berlatih Duduk Diam.

Rasakan nafas, rasakan tubuh, tidak dengan fokus yang disengaja, tetapi dirasakan mana yang lebih terasa secara alami.

Ketika mulai muncul pikiran dan ingatan, sadari jika ada pikiran-pikiran yang kurang menyenangkan. Kurang menyenangkan di sini tidak perlu berupa sesuatu yang dramatis, cukup hal sehari-hari seperti kecemasan karena ada sesuatu yang terlupa, kekesalan karena lalu lintas yang kacau, atau rencana hari ini yang tidak terwujud.

  • Sadari ketegangan yang muncul dalam tubuh yang menyertai munculnya pikiran ini.
  • Rilekskan ketegangan tersebut.
  • Sadari kembali pikiran tersebut, apakah rasa cemas, kesal ataupun kecewa yang tadi dirasakan masih sekuat sebelumnya?
  • Kembali ke langkah pertama di atas.

Lakukan setiap hari selama 5 menit, atau selama yang dapat dilakukan, meskipun jika yang dapat dilakukan adalah 1 menit atau 10 menit.

Jika kita tidak dapat mengubah apa yang ada, kita bisa mengubah bagaimana respon kita terhadapnya.

Pelepas Kebiasaan

Gambar oleh Goran Horvat dari Pixabay

Pilih satu atau beberapa hal yang sederhana, dan biasa dilakukan. Lakukan dengan cara yang berbeda. Misalnya:

  • duduk di sisi yang berbeda di ruang meeting (rapat).
  • mengenakan alas kaki dimulai dari kaki kanan dulu, jika biasanya kiri, atau sebaliknya.
  • mengambil lajur yang berbeda ketika berkendara.
  • melakukan pekerjaan atau menerapkan proses kerja yang baru atau berbeda di tempat bekerja.
  • mencoba menerapkan pola pengambilan keputusan atau kebijakan yang berbeda di organisasi.

Sadari apa yang dirasakan, apa yang muncul dalam batin, dan apa yang terjadi dengan tubuh dan nafas.

Sadarkah kita, berapa banyak hal yang kita lakukan, pilihan yang kita ambil, yang sifatnya auto-pilot?

Duduk bersama Pikiran

Gambar oleh Jonas Vincent Xu dari Unsplash

Duduklah dengan nyaman, seperti ketika berlatih Duduk Diam.

Jika ingin, Latihan ini boleh dimulai dengan merasakan nafas atau merasakan tubuh.

Dalam batin kita, selain banyak perasaan yang muncul dari saat ke saat, juga banyak sekali pikiran, yaitu ingatan-ingatan masa lalu, dan rencana-rencana yang ingin kita lakukan. Sadari pikiran apapun yang muncul – berbagai kisah dan imajinasi, ingatan ataupun angan-angan. Tidak ada yang salah ataupun benar.

Sadari semuanya:

  • Tanpa menolak, tanpa judging – benar salah, baik buruk, sudah belum, kuno modern, aneh biasa, dan seterusnya……
  • Tidak larut, tidak menanggapi dan membuat kisah baru
  • Tidak juga menganalisa

Coba sadari juga:

  • Jika ada perasaan yang muncul menyertai setiap pikiran yang sedang disadari.
  • Momen kesadaran yang sangat singkat, di mana batin sedang menyadari pikiran.

Setiap kali sadar bahwa baru saja larut dan hanyut dalam ingatan atau jadi berpikir, tidak harus langsung kembali pada nafas ataupun tubuh, lanjutkan menyadari pikiran atau apapun obyek kesadaran yang muncul selanjutnya.

Jika sedang banyak sekali pikiran (dan perasaan) yang muncul sehingga sulit untuk tidak terbawa, biasanya akan membantu untuk menarik beberapa nafas dalam dan mengeluarkannya dengan perlahan. Lalu, kita bisa berdiam bersama nafas, atau tubuh selama beberapa waktu, sebelum kembali berdiam bersama pikiran (dan perasaan).

Lakukan setiap hari selama 5 menit, atau selama yang dapat dilakukan, meskipun jika yang dapat dilakukan adalah 1 menit atau 10 menit.

Duduk Bersama Tubuh

Gambar oleh Vanessa Kintaudi dari Unsplah

Duduklah dengan nyaman, seperti ketika berlatih Duduk Diam.

Rasakan, bukan bayangkan, tubuh,
Satu demi satu bagian.

Jika tidak terasa, sebaiknya disentuh dengan tangan agar benar-benar terasa.

  • Rasakan bagian-bagian tubuh, dimulai dari ubun-ubun, dahi, kedua bola mata, hidung, bibir, kedua pipi, kedua daun telinga, belakang leher, kedua bahu, kedua lengan, kedua tangan.
  • Lalu rasakan dada, perut atas, perut bawah, seluruh punggung
  • Kemudian rasakan panggul dan bokong, kedua paha, kedua betis, kedua kaki.

Ulangi kembali dari ubun-ubun.

Lakukan setiap hari selama 5 menit, atau selama yang dapat dilakukan, meskipun jika yang dapat dilakukan adalah 1 menit atau 10 menit.

Lihatlah Ke Dalam

Gambar oleh Kenzie Kraft dari Unsplah

Hidup kadang menghadirkan orang yang menjengkelkan, dan orang menjengkelkan ini tidak kunjung pergi dari keseharian kita. Latihan kita kali ini adalah mencatat setiap hal yang muncul dalam benak kita setiap kali sedang berbicara dengannya (lisan ataupun tertulis, langsung ataupun tidak langsung).

Coba perhatikan – mana yang lebih menjengkelkan:

  • apa yang diucapkan/dilakukan oleh orang tersebut,
    atau
  • apa yang kita pikirkan tentang ucapan dan kelakuannya?

Coba perhatikan juga – benarkah orang menjengkelkan itu ada?

Atau orang menjengkelkan hanya ada dalam batin kita yang sedang jengkel?