Resonansi (Apa, Upaya, Siapa, Agenda)

Gambar oleh Pawel Czerwinski dari Unsplash

Semangat dalam melihat maupun membahasnya;
Kegigihan untuk memahami maupun mengembangkannya;
Ketangguhan berkreasi dan berinovasi padanya;
adalah Apa.

Energi sebelum, sedang, dan setelah melakukannya;
Keuletan untuk mendalami dan mengembangkan prosesnya;
Gairah untuk memetakan dan menebarkannya;
adalah Upaya.

Ketulusan untuk berinteraksi dengan mereka;
Kebanggaan dalam melayani mereka;
Kehormatan untuk menumbuhkembangkan mereka;
adalah Siapa.

Apa, Upaya, dan Siapa
beririsan membentuk Agenda,
memang bisa majemuk,
namun selalu bersifat sementara.

Sadari Agenda,
karena tertarik bukan untuk tampak menarik.
karena belajar bukan menimbun pengetahuan,
karena pandai tak perlu menjadi juara,
karena mahir tak menuntut ternama,
karena peduli tak bermaksud mencampuri,
karena memberi bukan untuk membeli.

Sadari Agenda,
karena jalan sudah disiapkan,
karena energi sudah dicukupkan,
karena ini sejatinya titipan.


PS: Dipinjam dari istilah dalam ilmu fisika, resonansi adalah fenomena bergetarnya suatu benda akibat bergetarnya benda lain yang memiliki frekuensi natural yang sama. Secara natural, kedua benda tersebut ‘terhubung’. Fisika kuantum memiliki pola keterhubungan yang berbeda, yang disebut Quantum Entanglement, yang masih menjadi objek penelitian para ilmuwan hingga kini, dan menjadi salah satu yang mendikotomikan fisika klasik dan fisika kuantum. Pada akhirnya, resonansi lebih dari sekadar istilah, ia perlu dialami—dengan Berkesadaran.

Makan Berkesadaran

Gambar oleh Louis Hansel dari Unsplash

Duduklah dengan nyaman, seperti ketika Ini tidak berarti selama ini kita makan sambil tertidur.

Makan Berkesadaran adalah makan dengan penuh kesadaran akan semua yang terjadi saat kita sedang makan.

  • Melihat makanan.
  • Memutuskan volume dan sendokan makanan dari piring.
  • Menyendok.
  • Menghirup aroma makanan.
  • Membuka mulut.
  • Rasa makanan ketika baru masuk mulut, ketika sedang dikunyah, dan sesaat sebelum ditelan.
  • Mengunyah.
  • Menelan.

Karena prosesnya sudah otomatis, kita cenderung tidak menyadari lagi, juga tidak pernah lagi benar-benar merasakan apa yang kita makan dengan sepenuhnya.

Ada yang bilang, Makan Berkesadaran ini membuat berat badan yang berlebih menjadi berkurang.

Permainan Hidup, Permainan Tak Hingga

Gambar oleh Theandras Barta dari Pixabay

Hidup adalah permainan,
tapi bukan main-main.
Karena bukan menang atau kalahnya,
tapi justru tangis dan tawanya.

Permainan Hidup bukan mencari pemenang,
tapi bermain untuk merayakan permainan,
yang tak kebetulan dianugerahkan.

Permainan Hidup tak pernah sibuk sendiri,
tapi bersukacita mengajak yang lain,
melalui keteladanan dan kebermanfaatan.

Permainan Hidup adalah tarian peran,
karenanya sadar diperlukan,
bukan sibuk mengeluhkan peran,
apalagi palsu bertopeng peran.

Permainan Hidup tak perlu penonton, 
tak butuh gempita laku,
karena panggung bisa mengusung semu,
dan tepuk tangan bisa menuai candu.

Inilah Permainan Tak Hingga,
bisa jadi penuh drama,
tapi tak pernah pura-pura,
sungguh sarat dalam upaya,
namun terpayungi kepasrahan.

Permainan Tak Hingga bukan untuk menduduki Langit, 
karena mengalami bukan bertransaksi,
tapi menjejak bumi,
disini,
kini.

Tiba Sepenuhnya

Gambar oleh Jon Tyson H dari Unsplash

Hari ini, setiap kali tiba di sebuah tempat, cobalah untuk benar-benar tiba – tidak ada sedikitpun bagian dari keberadaan kita yang tertinggal di tempat lain.

  • Ketika tiba di rumah, melangkah ke dalam rumah tanpa pikiran yang berhubungan dengan tempat lain selain rumah,
  • Ketika masuk ke ruang meeting (rapat), masuklah dengan hanya memikirkan tentang agenda meeting saat itu, tidak masih memikirkan percakapan atau pending (tertunda) di meeting sebelumnya.
  • Ketika tiba di supermarket (pasar swalayan), masuklah dengan memikirkan tentang kegiatan berbelanja yang perlu dilakukan, tidak sambil berpikir tentang berbagai hal yang perlu dilakukan setelah berbelanja.

Tiba Sepenuhnya adalah hadiah terbesar yang bisa kita berikan bagi orang-orang di sekitar kita,
juga hadiah terbesar bagi diri kita sendiri.

Hadiah terbesar ini, invaluable – tak ternilai.

Duduk Bersama Kesulitan

Gambar oleh Luis Villasmil dari Unsplash

Duduklah dengan nyaman, seperti ketika berlatih Duduk Diam.

Rasakan nafas, rasakan tubuh, tidak dengan fokus yang disengaja, tetapi dirasakan mana yang lebih terasa secara alami.

Ketika mulai muncul pikiran dan ingatan, sadari jika ada pikiran-pikiran yang kurang menyenangkan. Kurang menyenangkan di sini tidak perlu berupa sesuatu yang dramatis, cukup hal sehari-hari seperti kecemasan karena ada sesuatu yang terlupa, kekesalan karena lalu lintas yang kacau, atau rencana hari ini yang tidak terwujud.

  • Sadari ketegangan yang muncul dalam tubuh yang menyertai munculnya pikiran ini.
  • Rilekskan ketegangan tersebut.
  • Sadari kembali pikiran tersebut, apakah rasa cemas, kesal ataupun kecewa yang tadi dirasakan masih sekuat sebelumnya?
  • Kembali ke langkah pertama di atas.

Lakukan setiap hari selama 5 menit, atau selama yang dapat dilakukan, meskipun jika yang dapat dilakukan adalah 1 menit atau 10 menit.

Jika kita tidak dapat mengubah apa yang ada, kita bisa mengubah bagaimana respon kita terhadapnya.